Inilah Legenda Asal Usul Pulau Kemaro Palembang

Tapispost.com – Kemaro yakni merupakan sebuah pulau yang berada tepat di tengah-tengah dari sungai Musi yang langsung membelah Kota Palembang. Kata Kemaro juga merupakan berasal dari bahasa Palembang, yang berarti kemarau.

Mengapa diberi nama sebagai Pulau Kemaro karena pulaunya memang tak pernah digenangi oleh air. Meskipun debit air sungai Musi sedang meningkat, Pulau Kemaro tetap saja kering. Karena keunikannya ini maka dinamakan Pulau Kemaro.

Perjalanan ke Pulau Kemaro dapat ditempuh dengan menggunakan kapal kecil melalui sekitar Jembatan Ampera dan juga bisa melalui sekitar depan Benteng Kuto Besak, lama perjalanan tempuhnya kurang lebih 20 menit menuju arah hulu. Dan selama perjalanan tersebut, kita bisa melihat lokasi Kampung Arab, Pasar Masjid Lama, serta para nelayan yang tinggal di atas kapal tongkang dan ada juga beberapa unit jet foil yang bisa dipakai untuk pergi menuju ke wilayah Bangka Belitung.

Kemudian di pulau ini pula, berada sebuah makam dari seorang Putri Sriwijaya bernama Siti Fatimah yang ikut menceburkan diri ke dalam Sungai Musi. Menurut cerita, pada zaman dahulu ada seorang puteri dari seorang Raja Sriwijaya yang bernama Siti Fatimah yang pada masa itu dilamar oleh seorang putra Raja yang berasal dari Negeri China dengan nama Tan Bun Ann

Pada saat melamar itu Raja Sriwijaya mengajukan sebuah persyaratan agar dapat dipenuhi oleh Tan Bun Ann. Persyaratan tersebut yakni Tan Bun Ann harus bisa menyediakan sebanyak 7 guci yang berisikan emas. Dan akhirnya keluarga dari Tan Bun Ann pun menyanggupi persyaratan yang diberikan tersebut.

Selanjutnya keluarga dari Tan Bun Ann mengirim persyaratanya tersebut, dan agar terhindar dari bajak laut, kepingan emas yang ada dalam guci-guci itu di atasnya ditutupi dengan sayur-mayur oleh keluarga Tan Bun Ann tanpa diketahuinya. Sampailah pada suatu hari akhirnya rombongan dan Tan Bun Ann tiba dari China dengan membawa sebanyak 7 guci emas yang sudah dijanjikan.

Tetapi, sesudah diminta agar menunjukkan isi dari gucinya kepada Raja Sriwijaya, Tan Bun Ann pun seketika terkaget karena melihat berisi sayur mayur yang ada di dalam 7 guci yang ia bawa. Karena terkejut dan marah, tidak memeriksa dengan lebih dahulu.

Tan Bun Ann kemudian langsung membuang guci-guci itu ke dalam Sungai Musi. Namun untuk guci terakhir, tiba-tiba terhempaslah dan terkena dinding kapal yang akhirnya pecah berserakan, dan terlihatlah kepingan-kepingan emas dari dalam guci tersebut.

Karena merasa sangat penyesalan membuang guci-guci yang berisikan emas itu. Kemudian Tan Bun Ann membuat keputusan tidak terduga, ia langsung menceburkan dirinya ke Sungai Musi. Melihat hal itu, Siti Fatimah pun ikut menceburkan dirinya ke dalam sungai Musi, dengan mengatakan.

“Apabila suatu ketika ada sebagian tanah yang tumbuh pada tepi sungai ini, maka disanalah letak kuburan diriku,”

Dan benar saja, secara tiba-tiba dari dasar sungai timbul sebuah gundukan tanah yang pada akhirnya saat ini menjadi sebuah pulau bernama Kemaro.

Pada pulau Kemaro inilah, kemudian didapati ada sebanyak tiga buah gundukan tanah yang berbentuk seperti batu karang, dimana pada setiap gundukan bangun sejenis atap terbuat dari kayu dan juga diberi sebuah batu nisan yang bertuliskan Tiongkok dengan dominasi warna merah.

Gundukan tanah yang letaknya di tengah merupakan makam dari Sang Puteri serta dua gundukan tanah lainnya yang berada di samping kanan kirinya merupakan makam seroang ajudan dari pangeran Tiongkok tersebut serta dayang kepercayaan dari Sang Puteri.

Pulau ini juga ramai banyak dikunjungi oleh para turis etnis Tionghoa yakni Malaysia, Thailand, Singapura serta China terutama pada saat peringatan tahun baru Imlek.

Di pulau ini juga tumbuh sebuah pohon jenis langka yang disebut dengan nama pohon cinta yang dimana jika ada pasangan pria wanita yang berpacaran dan mengukir nama mereka berdua konon cintanya mereka itu bisa berlanjut berujung ke pelaminan.

“Selain ada klenteng, tapi juga ada bangunan pagoda yang berdiri menjulang tinggi menghadap arah ke sungai”

(suryadi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *