
Tapispost.com – Tak terbayangkan sebelumnya oleh pasangan muda-mudi itu. Jika kisah asmaranya yang dibumbui perilaku hedonis dan sadistis, akan menjadi cermin bobroknya mental para millenial dan pejabat pemungut pajak rakyat.
Insiden penganiayaan yang dilakukan AG (15) bersama pacarnya Mario Dandy Satrio (20) anak Rafael Alun Trisambodo, Kepala Bagian Umum Kantor Wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Jakarta Selatan. Ibarat bola salju yang terus menggelinding dan membesar.

Lantaran bukan cuma kasus hukumnya yang menjadi buah bibir, namun gaya hidupnya pun menjadi sorotan tajam. Dengan mempertontonkan kemewahan yang menyilaukan bola mata rakyat yang kelaparan.
Tentu saja harta kekayaan keluarga Rafael Alun langsung disorot oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Menurut laporan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), mencapai Rp.56,10 miliar.

Hingga akhirnya Kepala Negara pun turut berkomentar menyoal fenomena kaum petinggi yang kerapkali pamer kekayaan melalui jejaring sosial. “Kalau seperti itu, ya kalau menurut saya, ya pantas rakyat kecewa. Karena pelayanannya dianggap tidak baik, kemudian aparatnya, perilakunya jumawa, dan pamer kuasa, kemudian pamer kekayaan, hedonis,” kata Presiden Joko Widodo.
“Saya minta kepada seluruh Menteri dan Kepala Lembaga untuk mendisiplinkan bawahannya, memberitahu apa-apa yang tidak boleh dan apa yang boleh dilakukan,” pinta Jokowi saat membuka Sidang Kabinet Paripurna hari ini Kamis (2/3/2023).
Beliau mengatakan hal tersebut juga berlaku di instansi penegak hukum, perlu ada pembenahan di kementerian dan lembaga. “Kemudian di Polri maupun di Kejaksaan Agung dan aparat hukum lainnya. Benahi dulu di dalam kemudian selesaikan dan bersihkan kementerian atau lembaga lainnya,” tegas petugas partai PDIP itu.
“Sekali lagi saya ingin tekankan, supaya terus ditekankan kepada kita dan kepada bawahan kita, jangan pamer kekuasaan, jangan pamer kekayaan, apalagi sampai dipajang-pajang di IG, di media sosial itu kalau birokrasi sangat sangat tidak pantas,” himbau RI 1 di Istana Merdeka, Jakarta.
Dengan kata lain, sudah saatnya revolusi ahlak menjadi harga mati.
(oni)