
Kota Medan , Tapispost.com,- Pernyataan Wali Kota Medan Bobby Afif Nasution di media massa maupun keterangan Kadis Perumahan Kawasan Permukiman dan Penataan Ruang (Perkimtaru) Kota Medan, Endar Lubis kepada wartawan soal tanah Medan Islamic Centre beli dengan memakai anggaran Rp23.138.180.000 patut dipertanyakan kembali.
Pasalnya, berdasarkan penelusuran yang dilakukan oleh wartawan, pekerja proyek tidak mengakui bahwa tanah yang ditimbun di lokasi Medan Islamic Centre saat ini adalah beli. Setahu mereka, ribuan kubik tanah tersebut diangkut dari Lapangan Merdeka Medan.
“Inikan semua tanah korekan dari Lapangan Medeka.
Kalau yang beli untuk Mesjid itu ya, belum itu,” terang pekerja yang sengaja disembunyikan identitasnya tersebut.
Hasil pantauan di lokasi juga didapati bahwa tanah-tanah yang berasal dari Lapangan Merdeka masih menumpuk di dua titik lokasi.
Titik pertama, tidak jauh dari gerbang masuk dan titik ke dua dia areal yang akan dibangun gedung utama Medan Islamic Centre.
Sementara itu, Kadis Perkimtaru Kota Medan, Endar Sutan Lubis yag dijumpai di ruangannya, Selasa (6/6/2023) lalu sempat menyangkal bahwa tanah timbun Medan Islamic Centre merupakan tanah Lapangan Merdeka seluruhnya.
Sembari menunjukkan site plan, Endar menerangkan bahwa di lokasi telah ada pembatas yang jelas untuk membedakan tanah timbun beli dan tanah yang gratis di lapangan merdeka.
“Inilah semua tanah itu, yang ditimbun cuma itu saja.
Ini dari kuari ini, ini dari Lapangan Merdeka yang garis-garis arsir ini.
Kenapa yah harus kita beli, ini mai dibangun rumah sakit,kalau tanah dari Lapangan Merdeka itu tidak bisa, karenakan banyak berpasir,” jelas Endar sambil menunjukkan rencana yang mereka tuangkan dalam kertas.
Diketahui,bahwasanya tanah hasil galian Lapangan Merdeka sendiri menurut rencana nya akan dibuang di dua titik lokasi yang berbeda.
Selain ke Medan Islamic Centre sekitar 177.071,24 meter kubik, tanah itu juga dibuang ke TPA Terjun sebanyak 15.000 meter kubik.
Namun, belakangan ini tanah yang dibuang tersebut ini menuai sorotan karena sulitnya membedakan antara tanah timbun beli dan tanah timbun dari Lapangan Merdeka dengan tanah yang dibeli setelah ditimbun.
(PEWARTA:ROBIN SILALAHI)